Asal Usul dan Hukum Mencium Hajar Aswad, Benakah Ada Anjurannya?

Sejarah Asal Usul dan Hukum Mencium Hajar Aswad – Hajar Aswad, atau “Batu Hitam,” merupakan salah satu simbol penting dalam Islam yang terletak di sudut tenggara Ka’bah di Masjidil Haram, Mekah. Batu ini memiliki tempat istimewa dalam sejarah dan ritual Islam, terutama selama ibadah haji dan umrah. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai asal usul Hajar Aswad, makna spiritualnya, serta bagaimana hukum Islam memandang tradisi mencium batu ini.

Asal Usul dan Hukum Mencium Hajar Aswad, Benakah Ada Anjurannya?

Asal Usul Hajar Aswad

Hajar Aswad diyakini berasal dari surga. Menurut riwayat Islam, batu ini diberikan kepada Nabi Ibrahim oleh Malaikat Jibril sebagai tanda bahwa pembangunan Ka’bah telah dimulai. Pada awalnya, batu ini digambarkan berwarna putih bersih, namun seiring waktu dan karena dosa-dosa manusia yang menyentuhnya, batu tersebut berubah menjadi hitam.

Seiring berjalannya waktu, Hajar Aswad mengalami berbagai peristiwa yang mempengaruhi kondisinya. Salah satu peristiwa penting adalah ketika Ka’bah dibangun kembali oleh Quraisy sebelum masa kenabian Muhammad SAW. Saat itu, suku-suku Quraisy berselisih mengenai siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad ke tempat asalnya. Akhirnya, Nabi Muhammad SAW memutuskan agar semua suku terlibat dengan cara masing-masing perwakilan memegang kain yang di atasnya Hajar Aswad ditempatkan, dan Nabi sendiri yang menempatkannya kembali di Ka’bah.

Pada masa lalu, Hajar Aswad juga pernah mengalami pencurian oleh sekte Qaramithah pada tahun 930 M. Mereka mengambil batu ini dan membawanya ke Al-Hasa (di Arab Saudi modern) dan kemudian mengembalikannya setelah sekitar 23 tahun.

Secara ilmiah, Hajar Aswad adalah sekumpulan fragmen yang disatukan oleh sebuah bingkai perak. Terdiri dari delapan keping kecil yang disusun menjadi satu, dan terlihat seperti satu batu besar. Para ahli geologi telah mencoba untuk menentukan komposisi batu ini, namun kesepakatan umumnya adalah bahwa ini bukanlah batu dari jenis biasa yang ditemukan di bumi. Beberapa teori mengatakan bahwa Hajar Aswad bisa jadi merupakan meteorit atau material lainnya yang tidak biasa.

Makna Spiritual dan Ritual

1. Kepentingan dalam Ibadah Haji dan Umrah

Hajar Aswad memegang peran penting dalam ritual haji dan umrah. Saat melakukan tawaf (mengelilingi Ka’bah), jamaah dianjurkan untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad jika memungkinkan. Jika tidak dapat mencapainya, mereka bisa menunjuk ke arah batu tersebut sebagai bentuk penghormatan.

2. Simbol Pengampunan

Secara spiritual, Hajar Aswad dianggap sebagai simbol pengampunan. Sentuhan atau ciuman pada batu ini dipercaya sebagai bentuk penghormatan kepada Allah dan permohonan ampunan atas dosa. Ini juga melambangkan awal yang baru dan pembersihan diri dari dosa-dosa masa lalu.

3. Kontroversi dan Perspektif Ulama

Namun, tidak semua ulama sepakat mengenai pentingnya mencium Hajar Aswad. Beberapa ulama menekankan bahwa tindakan ini bukanlah bagian wajib dari ibadah haji atau umrah, melainkan sunnah (dianjurkan tetapi tidak wajib). Mereka juga memperingatkan agar umat Islam tidak menyembah Hajar Aswad itu sendiri, melainkan menghormati perannya dalam sejarah Islam dan ritual.

Hukum Mencium Hajar Aswad

1. Anjuran dan Keutamaan

Mencium Hajar Aswad adalah salah satu tindakan yang sangat dianjurkan bagi jamaah yang melaksanakan haji atau umrah. Ini didasarkan pada hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan bahwa beliau sendiri mencium Hajar Aswad saat melaksanakan tawaf. Dalam salah satu hadis, Umar bin Khattab berkata, “Aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak dapat memberi manfaat ataupun mudharat. Seandainya aku tidak melihat Nabi mencium engkau, aku tidak akan mencium engkau.”

2. Pandangan Ulama

Mayoritas ulama sepakat bahwa mencium Hajar Aswad adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam pelaksanaan haji dan umrah. Namun, ulama juga menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan saat melakukannya.

Mengingat jumlah jamaah yang sangat banyak, berdesakan untuk mencium Hajar Aswad dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, jika tidak memungkinkan untuk mendekati Hajar Aswad dengan aman, cukup dengan memberi isyarat atau melambaikan tangan ke arahnya dari kejauhan.

3. Prinsip Kesederhanaan

Islam mengajarkan prinsip kesederhanaan dan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam ibadah. Oleh karena itu, ulama mengingatkan bahwa meskipun mencium Hajar Aswad adalah tindakan yang memiliki keutamaan, jangan sampai hal ini mengganggu ibadah orang lain atau membahayakan diri sendiri.

Hajar Aswad bukan hanya sekadar batu hitam di sudut Ka’bah, tetapi juga simbol yang kaya akan sejarah, spiritualitas, dan ritual dalam Islam. Mencium Hajar Aswad adalah tindakan yang dianjurkan dalam ibadah haji dan umrah, namun harus dilakukan dengan cara yang aman dan tidak mengganggu orang lain.

Untuk mempersiapkan perjalanan haji atau umrah Anda, memilih biro perjalanan yang terpercaya adalah langkah pertama yang sangat penting. Alhijaz Indowisata adalah salah satu biro perjalanan yang berpengalaman dan telah dipercaya oleh ribuan jamaah.

Dengan berbagai pilihan paket yang ditawarkan, mulai dari umrah reguler hingga travel haji plus, Alhijaz Indowisata siap membantu Anda menjalani perjalanan spiritual ini dengan nyaman dan tenang. Temukan lebih banyak informasi dan rencanakan perjalanan Anda dengan Alhijaz Indowisata untuk memastikan pengalaman ibadah Anda menjadi tak terlupakan.